
Splendid Inn hotel terletak di Jl. Mojopahit no 4 Malang. Persis di samping balai kota Malang, di depan alun-alun tugu Malang. Kalau sedang jalan-jalan ke kota Malang, monggo silakan mampir ke Splendid Inn. Harian Jawa Pos pernah mengulas hotel kami sebagai salah satu hotel di kota Malang yang Menawarkan Nilai Sejarah, sbb:
Kursi Rotan Penanda Perabot Tak Pernah Diubah
Mempertahankan keaslian di tengah persaingan bisnis hotel tidaklah mudah. Apalagi dengan makin menjamurnya hotel-hotel di Malang. Sosok Herman Maryono, pengelola Hotel Splendid Inn, memegang teguh pesan orang tua untuk tidak mengubah bentuk hotel yang didirikan sejak 1973 lalu.
(Happy DY)
-----------------------------
Setelah mendapat kepercayaan dari orang tuanya, Soemarjono-Wilujeng, untuk mengelola Splendid Inn, Herman belum pernah sekali pun melakukan renovasi bangunan. Maka tak heran kalau bangunan yang berlokasi di Jl Majapahit 2-4 itu masih sesuai aslinya. Bangunan tampak depan menebarkan kesejukan, karena pepohonan besar yang tumbuh rindang.
Masuk ke ruang lobi, suasana ketenangan makin terasa. Tidak ada aktivitas karyawan yang begitu sibuk layaknya hotel di tengah kota. Di resepsionis hanya ada satu petugas, itu pun juga tidak terlihat sibuk. Perlengkapan di bagian front office juga sederhana. Tak ada perabot istimewa. Daya tampungnya juga terbatas, untuk satu orang karyawan. Memandang ke kanan kiri di ruang lobi yang cukup besar itu, hanya ornamen sederhana. Sebuah lukisan orang tua Herman menghiasi ruang lobi.
Perabot yang ada hampir semuanya kuno. Sekitar delapan stel meja kursi yang tertata di ruang lobi tergolong berusia tua. Itu terlihat dari model perabotan yang sekarang jarang di jumpai di toko furniture. Satu stel kursi rotan yang dimodifikasi dengan spon misalnya, bentuk nan unik itu diletakkan di ruang tengah.
Peralatan elektronik yang terlihat hanya televisi berukuran 21 inc yang ditempatkan di bagian belakang menghadap ke pintu masuk. "Perabot ini tidak ada yang saya ganti. Ini semua ada sejak berdiri (1973) lalu. Saya memang tidak berniat mengubahnya," ungkap Herman, membuka pembicaraan dengan Radar.
Hotel Splendid Inn yang lokasinya bersebelahan dengan Hotel Tugu tersebut pesonanya memancarkan keaslian. Sentuhan modern sepertinya sengaja dihindari. Buktinya, tulisan yang tertera di pintu depan samping kanan. Di samping kiri atas tertulis Gubug Pariwisata The Splendid Inn Jl Mojopahit No 4 Malang Idzin K.M.M No. 104/I/28 Agust 1973 yang juga masih berbentuk asli.
Bagi pengunjung yang belum terbiasa datang ke hotel ini barangkali akan lebih merasakan suasana rumah. Fasilitas yang tersedia jauh dari kebanyakan hotel lain. Bar misalnya, yang biasa menjadi jujugan tamu, tak ada unsur kemewahan sedikit pun. Hanya ada satu unit unit komputer pentium IV dan lemari pendingin yang berisi soft drink. Ditambah beberapa kursi sebagai tempat duduk tamu ketika ingin menikmati suasana lain.
"Hotel ini dulunya memang rumah. Saya membiarkan sesuai aslinya, karena ini amanah dari bapak ibu saya (Soemarjono-Wilujeng) saat mempercayakan kepada saya dulu. Pesannya, agar saya mengelola hotel ini tidak ngoyo," ucap pria yang juga Ketua PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia) Kota Malang.
Pesan itu yang kini dipegang erat ayah tiga anak tersebut. Meski banyak hotel yang berlomba-lomba mempercantik diri, tak membuat Herman melepas prinsip. Keaslian dengan konsep rumah akan dipertahankan. "Hotel ini bisa membayar karyawan dan operasional saja sudah lebih dari cukup," kata pria yang rambutnya mulai memutih ini.
Di balik kesederhanan dan keaslian hotel tersebut, ada yang istimewa. Para tamu yang berkunjung justru kebanyakan turis mancanegara. Melihat daftar tamu di bagian resepsionis kemarin, ada delapan kamar yang ditempati turis mancanegara dari 27 kamar tersedia. Mereka berasal dari Australia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Duduk beberapa saat menunggu sang pengelola, tampak keluar masuk tamu-tamu bule. "Saya suka hotel ini tenang dan tidak ramai. Seperti di rumah. Pelayanan juga bagus," ucap Andrew, turis Belanda yang sudah berkali-kali datang ke Indonesia. Bahkan, dia menjadikan Splendid Inn sebagai tempat nostalgianya bersama keluarga. Setiap kali datang ke Malang untuk liburan, Andrew memilih Splendid Inn sebagai tempat istirahat.
Yanti, karyawan bagian front office yang sudah bekerja tujuh tahun menjelaskan, Splendid Inn sering kedatangan tamu mancanegara. Apalagi saat musim libur sekolah, Juni-Agustus, prosentasenya bisa dipastikan naik. Kalau akhir tahun seperti sekarang ini, tamu antara domestik dan asing jumlahnya berimbang.
Selain mempertahankan keaslian, hotel ini juga mempertahankan tradisi turun temurun yang diwariskan orang tua Herman. Yakni, tidak menerima pasangan yang bukan suami-istri. "Saya tidak akan melanggar apa yang sudah dipesankan orang tua. Meski saya sendiri sepakat menerima pasangan suami istri. Prinsip saya, hotel ini bukan untuk tujuan bisnis semata," tambah Herman.
Sudah tak terhitung berapa pasangan yang ditolak gara-gara bukan suami-istri. Paling mudah mengenali dengan meminta KPT. Kalau alamatnya yang tertulis di KTP tidak satu rumah, Herman sudah berpesan kepada karyawan bagian resepsionis menolaknya sekali pun kamarnya banyak yang kosong.
"Tiga bulan karyawan yang bekerja di sini (Splendid Inn) sudah bisa mengenali, mana pasangan sah dan bukan," ucapnya. Tradisi lain yang terus dipegang adalah tidak menerima tamu Jumat malam sampai Sabtu sore. "Sesuai keyakinan saya, Sabtu merupakan hari kebaktian maka tidak boleh berbisnis," kata suami Pujiati ini.
Herman berkisah, awal mula berdirinya hotel ini membidik tamu-tamu asing. Pengalaman ayahnya yang sering pergi ke luar negeri dalam rangka menjalankan tugas kantornya -pabrik gula- memberikan inspirasi tersendiri. Maka saat pensiun, 1973, Soemarjono lantas mendirikan hotel dengan segala keterbatasan. Ketika itu di Malang hanya ada dua hotel yang representatif, yakni Hotel Pelangi dan YMCA (kini menjadi kantor BCA).
"Kalau sekarang banyak hotel yang juga membidik turis, tidak perlu membuat saya gusar. Biarkan hotel ini begini saja. Keaslian ini yang menjadi magnet. Tamu yang pernah singgah pasti akan memberi referensi kepada keluarganya untuk dating ke sini (Splendid Inn)," ungkapnya. (*)